Minggu, 11 Oktober 2009

Gasibu di Hari Minggu

Melewati Gasibu (dan sekitarnya) di Hari Minggu mungkin akan berasa sama dengan melewati pasar malam di malam takbiran.  Maceet dan tidak beraturan.




Bagi yang bertanya-tanya "Gasibu itu dimana sih?"  Gasibu adalah nama lapangan olahraga yang terletak tepat di seberang Gedung Sate, sang landmark andalan Kota Bandung tercinta. 

Sejarahnya, dulu seingat mamang, lapangan ini hampir setiap Hari Minggu selalu dipenuhi oleh orang-orang dari seluruh penjuru Bandung untuk berolahraga pagi (mungkin sambil cuci mata juga).  Nah, karena banyak orang yang berolahraga, akhirnya banyak pula pedagang kakilima yang berjualan di sana.  Awalnya sih yang populer adalah tukang bubur, bakso dan tehbotol.  Tapi seiring dengan perkembangan semangat berdagang orang Bandung, maka sekarang halaman Gedung Sate dan sekitarnya telah berubah menjadi Pasar Minggu yang menjual bermacam-macam barang yang dibutuhkan ataupun tidak.





Asik dong....?   Kadang-kadang (mungkin untuk standar mamang mah sering) enggak juga.  Badan jalan yang digunakan untuk area Pasar Minggu ini adalah jalur yang cukup hidup, bahkan kalau dari arah pintu Tol Pasteur via jalan layang andalan Kota Bandung "Pasupati", hal ini merupakan jebakan.  Maksud hati ingin lancar dari pintu tol pasteur naik jalan layang untuk ke arah Bandung Selatan dan Timur, apa daya malah kena macet di areal 'belakang' lapangan Gasibu. 




Selain itu, untuk yang dari arah Selatan dan Timur akan pergi ke arah Bandung Utara - keberadaan pasar Minggu ini cukup menganggu.  Kalau mamang pribadi, karena memang bukan orang kantoran, seringkali lupa Hari - pas sudah didepan terlihat macet baru ingat bahwa hari ini adalah Hari Minggu alias hari macet se gasibu raya.

Jadi, masukan dari mamang :
  • Bagi yang datang dari arah selatan atau timur ke arah utara - sebaiknya belok kiri di sebrang Pusdai (Jl. Citarum) untuk terus mengambil jalur 'belakang' gedung sate (yang walaupun tetap akan terimbas kemacetan) tapi paling tidak sedikit lebih lancar.
  • Bagi yang datang dari arah terusan pasteur (jembatan layang Pasupati), lebih baik 'turun' di Dago saja dan melanjutkan melalui jalan Merdeka atau Riau.

Yah, Bandung memang kota dari rakyat untuk rakyat - mamang jarang melihat aparat berbuat sesuatu mengenai Pasar Minggu ini.  Kalau menurut mamang mah, kalau sudah menjadi rutinitas - paling tidak yang berwenang bisa memberi tanda jalur alternatif di titik-titik pengalihan arus atau mungkin menyediakan batas jalur pada badan jalan yang dipakai untuk berjualan sehingga pasar bisa lebih tertib.

Ahh.. mungkin Bandung akan jadi lebih indah lagi.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes